KONVERTER (CHOPPER)
Konverter adalah alat elektronika yang dapat
mengkonverensi arus ouput DC atau AC gampangnya dapat merubah nilai arus
output. Misalkan saja pada suatu rangkaian kita membutuhkan arus DC 12v serta
input 14 seperti ini kita membutuhkan konverter. Chopper digunakan untuk
mengatur atau mengubah tegangan searah menjadi tegangan searah dengan
tegangan masukan yang tetap sedangkan tegangan keluarannya dapat
di atur. Penggunaan:
·
pengendalian
motor DC untuk peralatan pemindah yang cepat
·
kendaraan
listrik
·
pengaturan
eksitasi mesin-mesin listrik
·
pengendalian
tegangan searah masukan untuk inverter
Ada dua macam cara pengolahan daya dari DC ke
DC, yaitu tipe linier dan tipe peralihan (switching). Tergantung dari
jenis aplikasinya, masing masing tipe memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun
dalam perkembangannya, tipe peralihan semakin populer terutama karena
kelebihannya dalam mengubah daya secara jauh lebih efisien dan pemakaian
komponen yang ukurannya lebih kecil. Dalam pembahasan ini, akan dibahas
beberapa metodologi yang termasuk dalam tipe peralihan, khususnya yang
digunakan untuk mengubah daya DC-DC.
FUNGSI KONVERTER
Untuk fungsi konverter kita ambil contoh saja arus
genset jika kita langsung menaruh arus genset pada lampu atau beban lainnya
pasti akan cepat rusak karena arus dari genset tidak stabil jika kita
menggunakan konverter pada rangkaian sebelum beban maka arus nya akan stabil
misalnya arus genset 110v namun tidak stabil kita ingin merubahnya menjadi 24v
taruh rangkaian setelah genset agar aman.
Sekiranya sudah banyak tulisan tentang perbedaan
dan fungsi inverter dan konverter semoga dapat memambah ilmu kalian di
bidang elektronika. Baja juga artikel lainnya untuk membantu kalian atau
mungkin kalian punya pengalaman bisa kirimkan di e-mail saya. Saling berbagi
itu indah terima kasih
BUCK CONVERTER
Konverter buck merupakan konverter yang
berfungsi untuk menurunkan tegangan yang mengkonversikan tegangan masukan DC
menjadi tegangan DC lainnya yang lebih rendah. Rangkaian ini terdiri terdiri
atas satu saklar aktif (MOSFET), satu saklar pasif (diode), kapasitor dan
induktor sebagai tapis keluarannya. Perhatikan gambar berikut :
Gambar 1. Rangkaian konverter DC-DC tipe buck
Untuk tegangan kerja yang rendah, saklar pasif
(dioda) sering diganti dengan saklar aktif (MOSFET) sehingga susut daya pada
saklar bisa dikurangi. Apabila menggunakan 2 saklar aktif, kedua saklar ini
akan bekerja secara bergantian, dan hanya ada satu saklar yang menutup
setiap saat. Nilai rata-rata tegangan keluaran konverter sebanding dengan
rasio antara waktu penutupan saklar (saklar konduksi/ON) terhadap periode
penyaklarannya. Biasanya nilai faktor daya ini tidak lebih kecil dari 0.2,
karena jika dioperasikan pada rasio tegangan yang lebih tinggi, saklar akan
bekerja dibawah keandalannya dan menyebabkan efisiensi konverter turun. Untuk
rasio (Vd/Ed) yang sangat tinggi, biasanya digunakan konverter DC-DC yang
terisolasi atau topologi yang dilengkapi dengan trafo.
Tegangan rata-rata buck converter :
Tegangan rata-rata buck converter :
Persamaan
tegangan buck converter
Analisis riak arus keluaran diperlukan untuk bisa
mendesain tapis atau filter keluaran konverter DC-DC.Dari persamaan di bawah
ini, terlihat bahwa untuk mendapatkan riak arus keluran konverter buck yang
kecil, diperlukan tapis induktor (L) yang nilainya akan semakin kecil
dengan meningkatkan frekuensi penyaklaran. Riak arus keluaran konverter DC-DC
akan bernilai maksimum apabila konverter bekerja pada duty cycle (d) =
0,5.
Analisis riak arus buck :
Analisis riak arus buck :
Gambar dibawah ini adalah kondisi arus yang mengalir
di tapis induktor pada saat konverter DC-DC bekerja pada kondisi kritis. Yang
dimaksud dengan kondisi kritis disini adalah kondisi dimana arus di induktor
mengalir ke beban sampai tepat bernilai nol pada saat saklar OFF, atau induktor
bekerja sebagai sumber arus. Dari gambar terlihat bahwa arus yang mengalir di induktor
sebanding dengan nilai dari riak arus keluaran. Pada kondisi ini, dari
gambar terlihat bahwa nilai riak arus keluran rata-rata sebanding dengan 1/2
riak arus puncak ke puncak yang dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut:
Penyaklaran pada kondisi
kritis :
Bentuk gelombang
kondisi diskontinu :
TOPOLOGI PENAIK TEGANGAN (BOOST
CONVERTER)
Konverter boost berfungsi untuk
menghasilkan tegangan keluaran yang lebih tinggi dibanding tegangan masukannya,
atau biasa disebut dengan konverter penaik tegangan. Konverter ini banyak
dimanfaatkan untuk aplikasi pembangkit listrik tenaga surya dan turbin
angin.
Skema konverter jenis ini dapat dilihat pada gambar
3 dan gambar 4, dimana komponen utamanya terdiri atas MOSFET, dioda, induktor,
dan kapasitor. Jika saklar MOSFET pada kondisi tertutup, arus akan mengalir ke
induktor sehingga menyebabkan energi yang tersimpan di induktor naik. Saat
saklar MOSFET terbuka, arus induktor ini akan mengalir menuju beban melewati
dioda sehingga energi yang tersimpan di induktor akan turun. Rasio antara
tegangan keluaran dan tegangan masukan konverter sebanding dengan rasio antara periode
penyaklaran dan waktu pembukaan saklar. Keunggulan dari konverter boostadalah
mampu menghasilkan arus masukan yang kontiniu.
Gambar 3. Rangkaian konverter DC-DC tipe boost
Karena arus masukan konverter dapat dijaga kontinu,
pada saat konverter ini diserikan dengan penyearah dioda, konverter
ini tidak menimbulkan harmonisa pada arus sumber penyearah dioda. Atau dengan
kata lain, arus sumber mempunyai bentuk gelombang mendekati sinusoidal dengan
faktor daya sama dengan satu.
Gambar 4 Rangkaian konverter DC-DC tipe boost +
penyearah dioda (faktor daya satu)
Persamaan umum boost:
Persamaan
riak arus boost
TOPOLOGI PENURUN-PENAIK TEGANGAN (BUCK-BOOST
CONVERTER)
Konverter buck-boost dapat menghasilkan
tegangan keluaran yang lebih rendah atau lebih tinggi daripada sumbernya. Skema
konverter ini dapat dilihat pada gambar 4. Rangkaian kontrol daya
penyaklaran akan memberikan sinyal kepada MOSFET. Jika MOSFET OFF maka
arus akan mengalir ke induktor, energi yang tersimpan di induktor akan naik.
Saat saklar MOSFET ON energi di induktor akan turun dan arus mengalir menuju
beban. Dengan cara seperti ini, nilai rata-rata tegangan keluaran akan sesuai
dengan rasio antara waktu pembukaan dan waktu penutupan saklar. Hal
inilah yang membuat topologi ini bisa menghasilkan nilai rata-rata
tegangan keluaran/bebn bisa lebih tinggi maupun lebih rendah daripada tegangan
sumbernya.
Gambar 5 Rangkaian konverter DC-DC tipe buck-boost
Persamaan umum dan
persamaan riak arus keluaran buck boost :
Masalah utama dari konverter buck-boost adalah
membutuhkan tapis induktor dan kapasitor yang besar di kedua sisi masukan dan
keluaran konverter, karena konverter dengan topologi seperti ini menghasilkan
riak arus yang sangat tinggi. Adapun yang perlu diperhatikan juga disini adalah
tegangan keluaran konverter buck-boost bernilai negatif atau berkebalikan
dengan sumber tegangan masukan.
TOPOLOGI CUK
Seperti halnya tipe buck-boost, konverter DC-DC
topologi ini juga dapat menghasilkan tegangan keluaran yang lebih kecil ataupun
lebih besar daripada sumber tegangan. Dengan tambahan induktor dan kapasitor
pada sisi masukan, membuat topologi ini menghasilkan riak arus yang lebih kecil
daripada topologi buck-boost.
Gambar 6 Konverter DC-DC tipe cuk
TOPOLOGI SEPIC
Konverter topologi ini adalah perbaikan dari
topologi konverter DC-DC tipe cuk. Konverter topologi ini memungkinkan untuk
menghasilkan tegangan keluaran yang berpolaritas sama dengan sumber tegangan
masukan.
Gambar 7 Konverter DC-DC tipe SEPIC
sumber : KONVERSI ITB, Topologi Konverter DC-DC
Slide Kuliah Pekik A. Dahono, Konverter DC-DC
http://www.circuitstoday.com/choppers-an-introduction
http://www.electrical4u.com/chopper-dc-to-dc-converter/
http://www.electrical4u.com/chopper-dc-to-dc-converter/